­
­

Usia Sekolah Anak

Friday, March 06, 2015

"Pulang sekolah", 2015.
(Lola 3,5 tahun)

Jika pernah membaca artikel saya mengenai awal mula Lola bersekolah hingga rencana Lola pindah sekolah, mungkin mengira tahun depan Lola akan masuk tahun ajaran di Taman Kanak-Kanak. Jawabannya, Lola kembali mengulang masa Kelompok Bermain atau Playgroup. Kenapa?

Jadi usia Lola itu tergolong cukup tanggung cenderung kurang, dimana kelahiran Agustus dan tahun ajaran dimulai pada Juli. Sehingga untuk masuk TK tahun ini, usianya masih kurang dari 4 tahun. Sayangnya saya dulu tidak memprediksikan dengan baik, kapan usia SD Lola, dan sekolah sekarang menerima Lola padahal secara umur masih kurang. Saya pun banyak bertanya dan banyak meminta saran kepada orang-orang yang lebih berpengalaman di bidang pendidikan mengenai hal ini.

Beberapa TK memperbolehkan anak didiknya masuk pada usia kurang dari 4 tahun, sehingga saat SD mungkin kurang dari 6 tahun, padahal untuk SD Negeri minimal 7 tahun, dan SD Swasta sebagian sejak 6 tahun 6 bulan. Namun tahukah mengapa usia 7 tahun itu paling ideal untuk masuk SD? Mengapa sangat tidak disarankan memasukkan anak usia kurang dari standar, untuk mengikuti kegiatan sekolah yang tidak sesuai umurnya?

Sisi Emosional.
Anak pada usia kurang dari 7 tahun, mengalami fase dimana secara psikologis belum siap menerima materi yang berat seperti yang diajarkan saat SD. Psikolog pendidikan dari Universitas Indonesia, Dr Rose Mini A. Prianto, MSpi, berpendapat secara umum anak pada usia 7 tahun memang telah memiliki kemampuan kognisi yang baik dan bersikap lebih mandiri dibanding usia dibawah itu. Serta telah memiliki kemampuan berkonsentrasi.

Motorik.
Sambungan otak anak usia dibawah 7 tahun belum sempurna, dimana otak mereka baru siap menerima hal-hal kognitif pada usia 7-8 tahun. Sebelum usia itu, maka hanya diperbolehkan untuk bermain saja. Pada usia dibawah 7 tahun, mereka lebih memerlukan pendidikan fisik dan pembinaan karakter, bukan pendidikan kognitif.

Pada usia 7 tahun, gerakan motorik anak sudah lebih baik, otot dan sarafnya juga sudah terbentuk. Untuk memegang pensil misalnya, anak jauh lebih mampu. Kemampuan otak kanan dan kiri juga sudah lebih matang sehingga sudah tidak lagi salah dalam penempatan huruf dan penyusunan kata (silahkan googling mengenai hubungan perkembangan otak dalam hal kemahiran Calistung).

Ciri-ciri untuk melihat bahwa perkembangan otak anak belum siap untuk menerima hal kognitif yaitu:
1. Ketika sedang membacakannya sebuah cerita, mereka akan meminta kita mengulanginya lagi dan lagi. Sebagai sosok dewasa kita akan bosan, namun mereka tidak akan merasakan itu.
2. Bisa belajar membaca dan antusias, namun sesungguhnya tidak paham dengan apa yang dibaca.

Tidak heran mengapa aturan pemerintah itu baik untuk diikuti, SD pada usia 7 tahun dan tidak boleh memaksakan Calistung sebelum usia 7 tahun. Mengenalkan bentuk huruf tidak apa-apa atau menghitung gelas yang ada di meja, tapi jangan membuat mereka terbebani dengan hal yang sudah dilarang. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sudjarwo mengatakan, "Memberikan pelajaran calistung pada anak dapat menghambat pertumbuhan kecerdasan mental. Jadi tidak main-main itu, ada namanya 'mental hectic', anak bisa menjadi pemberontak,'' tegas beliau.

Kesalahan ini sering dilakukan orang tua, yang seringkali bangga jika lulus TK anaknya sudah dapat calistung. Untuk itu, Sudjarwo mengatakan, Kemendiknas sedang gencar mensosialisasikan agar PAUD kembali pada fitrahnya. Sedangkan produk payung hukumnya sudah ada, yakni SK Mendiknas No 58/2009. ''SK nya sudah keluar, jadi jangan sembarangan memberikan pelajaran calistung,'' jelasnya.

Hasil saya berkonsultasi dengan banyak orang, hal buruk yang selalu terjadi jika anak masuk lebih cepat, maka ketika kelas 3 atau 4 SD dia akan mengalami kejenuhan dan malas belajar. Sebab ada fase bermain anak yang hilang. Patut diingat, periode emas anak itu usia 0-6 tahun dan pada fase periode emas ini, sel otak ada yang belum terhubung sempurna, sehingga saat memaksakan hal yang diluar itu, hasilnya akan menjerumuskan anak kedalam kesulitan.

Seorang anak akan membutuhkan sekitar 15 tahun agar dapat membuat mereka mampu berempati, peduli teman dan lingkungan serta memiliki karakter yang mulia sehingga dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik. Jadi untuk apa harus segera menyiapkan anak bisa membaca, menulis dan menghitung demi mengejar akademik semata. They deserve to learn everything in a fun way. Jangan sampai akhirnya anak kita sedih saat harus bersekolah. Pelajaran SD kelas 1 sekarang itu sudah luar biasa sulit, sama dengan kelas 3-4 SD.

Saya percaya, anak yang puas masa bermainnya, maka dia akan menjadi anak yang lebih memahami perannya dalam kehidupan. Tidak ada yang pernah hilang dalam fase periode emasnya. Dan dengan ini saya akan menyekolahkan Lola SD di usia 6 tahun 11 bulan, atau 7 tahun kurang beberapa hari saja.
  • Share:

You Might Also Like