Imaginative Play

Wednesday, October 29, 2014

"Bermain dan berimajinasi", 2014
(Lola 37 months)

Tidak banyak ibu yang memahami arti dan manfaat Imaginative Play. Memainkan boneka hanyalah sebuah sarana saja namun esensi utamanya adalah bagaimana memanfaatkan sebuah mainan menjadi alat dalam menstimulasi kreatifitas dan membentuk karakter anak yang menonjol untuk masa depannya kelak.

Bagi saya "Imaginative Play can help strengthen my relationship with my children and allows me to instill proper values in them", bermain dengan anak pun tidak sekedar bonding semata namun lebih kepada cara mudah menanamkan nilai yang baik yang disalurkan lewat bermain, daripada harus memberitahukan anak dengan cara formal.

Saya besar di lingkungan yang selalu menggali potensi kreatifitas, dimana setiap anak dapat bebas mengembangkan potensinya, kami tidak besar dikeluarga seniman tapi saya dan ketiga adik saya bekerja di bidang seni. Ada yang memilih menjadi designer, photographer, animator, arsitek dan fashion stylist, we all just love the connection between art and life. Semuanya bukan satu bidang seni yang sama namun kami memahami esensi bagaimana menggali kreatifitas dari kemampuan pribadi masing-masing. Saya juga yakin kreatifitas bukan sekedar di bidang berbau kesenian, tapi diseluruh lapisan pekerjaan membutuhkan kreatifitas yang maksimal.

Jadi apakah itu Imaginative Play?
Setiap anak memiliki kemampuan mengasah bakatnya. Namun peranan orang tua dalam membina tentunya merupakan sebuah langkah yang memudahkan mereka. Tapi dari manakah Imaginative Play didapatkan? Dari bermain.

Imaginative Play adalah bentuk permainan yang menstimulasi perkembangan metakognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta) yang fungsinya dipakai untuk memecahkan sebuah hal yang kita tidak ketahui bagaimana penyelesaiannya.

Permainan apa yang dapat menstimulasi Imaginative Play?
Permainan berupa role play dan storytelling yang bisa dimulai sejak usia 3 tahun.

Role Play, bisa dimainkan dengan menunjukan beragam profesi dan tentunya memunculkan sisi imajantif anak melalui hal apa saja yang sekiranya dapat mereka lakukan, jika mereka menjadi seseorang atau sesuatu. Tidak hanya itu ini juga waktu yang tepat untuk proses pertukaran ide saat bermain role play, dimana kadang banyak ide seru bermunculan saat bermain.

Storytelling, tujuannya mempertajam kemampuan anak dalam berfikir menggunakan kata dan bahasa dalam menyampaikan sebuah makna, istilah lainnya verbal intelligence. Jadi mengajarkan anak untuk bisa ekspresif dan pandai dalam merangkai kata bisa dilakukan melalui permainan storytelling.

Berikut ini adalah video antara saya dan Lola yang sekiranya merupakan contoh bagaimana cara Imaginative Play dilakukan saat sedang bermain. It's not about directing the children, it's about supervising their play. Selamat menyaksikan ya.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments