Diana Rikasari's Wedding

"Lola attended her very first wedding party", 2011
(Lola 13 weeks)

Congrats Mrs. Diana Rikasari & Mr. Sharjeel. We wish you both just the very best in your future together, and a happy life ahead. Pesta pernikahan yang pertama buat Lola ini outdoor di malam hari, sempet khawatir angin dan dingin sampe dipakein knitwear plus double legging, tapi ternyata malam itu panas sekali jadinya saya tenang, meskipun ibunya sampe banjir bajunya karena hareudang cuma setidaknya Lola ngerasa hangat. Tips bawa bayi ke kawinan malem, pastiin siangnya dia banyak tidur, dan menyusui dulu sepanjang perjalanan. Walhasil anaknya santai-santai aja hihi.

Rambut Bayi Tipis

Nah berhubung neneknya Lola kekeuh sumekeuh pengen ngegundulin, tapi bundanya engga mau karena takut Lola gedenya makin kribow membahana (seperti saya, meski ayahnya tebel juga tapi ga sampe kribo), jadilah saya cari info sana-sini tentang perlu atau engga menggunduli rambut bayi.

Sumber :
1. Majalah Ayahbunda
Tanya:
Rambutnya digunduli agar nantinya tumbuh lebih banyak, tetapi kok, masih saja tipis dan jarang, ya?

Jawab:
Menggunduli rambut bayi memang tidak serta merta membuat rambutnya tumbuh lebih lebat. Itu karena, tebal tipisnya rambut dipengaruhi oleh faktor genetika, faktor gizi, lingkungan dan hormonal. Jika ingin rambut anak tebal dan berkilau, rawatlah rambut anak dengan memerhatikan keempat faktor tersebut.
_____________________________________________________________

2. Tabloid Nova
Kok, Rambut si Kecil Tipis?

Tak perlu khawatir jika rambut anak tipis. Selama ia sehat, tak ada masalah. Apalagi pada bayi, yang tumbuh adalah rambut sementara, bukan rambut permanen. Banyak mitos yang masih dipercaya tentang perawatan rambut bayi dan anak. Misalnya, rambut digunduli agar nantinya tumbuh lebat. "Hal itu tidak benar. Memang, sehabis dicukur, rambut yang tumbuh akan terlihat tebal," ujar dr. Titi Lestari Sugito, Sp.KK dari Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM.

Menggunduli rambut bayi, kata Titi, sebetulnya hanya tradisi. Dari segi medis, tidak ada hubungannya mencukur rambut dengan rambut tebal. Rambut bayi sangat tergantung faktor genetik. "Kalau memang dari sononya jenis rambutnya tipis, mau dicukur berapa kali pun, keluarnya akan tetap tipis juga," kata Titi. Selain tebal-tipis rambut, warna rambut pun sudah ditentukan secara genetik.

Folikel (selubung akar rambut) terbentuk sejak anak berada dalam kandungan dan terus berkembang hingga lahir. Rambut bayi baru lahir adalah rambut sementara atau velus. "Rambut velus biasanya sangat halus dan lebih tipis dari rambut tetap," terang Titi. Rambut sementara ini akan rontok dengan sendirinya sebelum anak berusia setahun, kemudian berganti dengan rambut tetap (permanen).

Pada minggu pertama kelahiran, kadang bayi mengalami kebotakan. "Enggak apa-apa. Ini biasa terjadi di daerah yang biasa tertekan. Misalnya, karena terlalu lama tidur telentang atau karena gesekan dengan bantal." Tekanan dan gesekan akan memudahkan velus rontok, sehingga timbul kebotakan. Setelah setahun, velus biasanya rontok seluruhnya dan berganti rambut permanen.

Jadi, rambut pada bayi dan anak adalah akumulasi dari faktor genetik ditambah faktor-faktor luar yang mempengaruhi. Faktor genetik tak sebatas ayah-ibu tapi juga bisa dari kakek-nenek.

FAKTOR LUAR
Selain faktor genetik, faktor gizi juga berperan. Anak kurang gizi, misalnya, tekstur rambutnya pasti akan terpengaruh. "Warna rambut jadi merah, lebih kering, lebih mudah patah, tipis, mudah rontok," jelas Titi.

Selain itu, dipengaruhi pula oleh hormon. Salah satunya hormon androgen. "Sering ada bayi yang rambutnya sangat lebat saat lahir. Bisa saja itu karena pengaruh hormon androgen ibunya. Soalnya, dia belum bisa memproduksi hormon androgen." Setelah lahir, lanjut Titi, lama-lama efek androgen yang terbawa dari ibunya hilang. "Rambut si kecil pun rontok, berganti dengan rambut aslinya yang mungkin lebih tipis."

Faktor lingkungan juga sangat berperan. Banyak kena sinar matahari atau polusi, juga akan mempengaruhi tekstur rambut. Begitu pula penyakit, semisal seboroik (ketombe), yang sering terjadi pada bayi atau anak. "Ini juga ikut mempengaruhi."

Setelah fase rambut tetap, faktor-faktor tadi bisa mempengaruhi tekstur rambut anak. "Pada rambut, sifat aslinya ditentukan oleh gen, tetapi dipengaruhi faktor luar pula." Jangan lupa, perawatan juga ikut mempengaruhi tekstur rambut.

Meski rambut anak sudah permanen, menurut Titi, orangtua tak usah bingung bila menjumpai rambut rontok. "Itu lumrah. Siklus kehidupan rambut memang begitu," ujarnya. Kerontokan masih dianggap normal asalkan tak lebih dari 100 helai per harinya, sementara kecepatan tumbuh rambut sekitar 0,3 mm per hari.

Yang jelas, selama anak sehat, pertumbuhan rambut akan sesuai dengan faktor genetik. "Cuma, faktor-faktor lain di luar faktor genetik juga bisa mempengaruhi tekstur rambut".
_____________________________________________________________

3. sangbuahhati.com
Mitos Sekitar Cukur Rambut Bayi

Salah satu praktik yang biasa dilakukan masyarakat terkait dengan kelahiran bayi ialah memotong rambut mereka. Memotong rambut bahkan menjadi semacam ritual. Mereka melakukannya dengan berbagai alasan, seperti agar bayi bersih dan sehat, membuang sial, supaya rambut bayi nantinya tumbuh subur. Bagaimana kebiasaan mencukur rambut bayi itu dari aspek medis? Untuk mengetahui hal itu, SBH mewawancarai Dr.Yuni Kurnia, SpA dari RS Meilia Cibubur, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Berikut petikannya:

Terkait dengan kebiasaan mencukur rambut bayi, di kalangan masyarakat kita ada anggapan bahwa rambut bayi sebaiknya digunduli agar kelak tumbuh lebat. Benarkah?

Hal itu tidak benar. Itu masih menjadi mitos yang dipercaya sebagian masyarakat.

Maksudnya...?
Pertumbuhan rambut pada bayi dan anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor-faktor luar. Faktor genetik tak hanya sebatas ayah-ibu tetapi juga bisa dari kakek-nenek. Dari sisi medis, tidak ada hubungannya mencukur rambut dengan rambut tebal. Kalau memang dari genetiknya jenis rambutnya tipis, mau dicukur berapa kali pun, keluarnya akan tetap tipis juga. Selain tebal-tipis rambut, warna rambut pun sudah ditentukan secara genetik.

Bisa Anda jelaskan lebih rinci dari aspek ilmiah atau medis?
Folikel (selubung akar rambut) terbentuk sejak anak berada dalam kandungan dan terus berkembang hingga lahir. Rambut bayi yang baru lahir adalah rambut sementara yang disebut velus. Rambut velus biasanya sangat halus dan lebih tipis daripada rambut tetap. Rambut sementara ini akan rontok dengan sendirinya sebelum anak berusia setahun, kemudian digantikan dengan rambut tetap (permanen).

Anda mengatakan selain faktor genetik, ada faktor eksternal yang mempengaruhi kelebatan dan kesehatan rambut anak. Apa itu?
Faktor dari luar yang mempengaruhi antara lain faktor gizi, hormon, penyakit, perawatan, dan habit atau kebiasaan. Anak kurang gizi, misalnya, tekstur rambutnya pasti akan terpengaruh. Warna rambut menjadi merah, lebih kering, lebih mudah patah, tipis, dan mudah rontok. Salah satu hormon yg mempengaruhi rambut adalah hormon androgen. Sering ada bayi yang rambutnya sangat lebat saat lahir. Bisa saja itu karena pengaruh hormon androgen ibunya. Pada usia ini bayi kan belum bisa memproduksi hormon androgen. Seiring bertambahnya usia, lama-lama efek androgen yang terbawa dari ibunya hilang. Sehingga rambut pun rontok, berganti dengan rambut aslinya yang mungkin lebih tipis. Faktor lingkungan juga sangat berperan. Paparan sinar matahari atau polusi, juga akan mempengaruhi tekstur rambut. Begitu pula penyakit, semisal seboroik (ketombe), yang sering terjadi pada bayi atau anak. Perawatan juga ikut mempengaruhi tekstur rambut.

Terkait dengan perawatan rambut bayi, shampo dengan kandungan seperti apa yang sebaiknya digunakan?
Dalam memilih shampo, yang terpenting bukanlah soal harga mahal atau murah, melainkan cocok-tidak untuk bayi Anda. Bila dalam riwayat keluarga ada yang alergi, kemungkinan bayi terkena alergi lebih mudah, karena alergi adalah faktor yang diturunkan. Saat ini telah tersedia shampo hypo alergenic, biasanya sudah relatif aman sehingga tak menimbulkan alergi. Namun bila di dalam keluarga ada faktor keturunan alergi, pada bayi/ anak tertentu bisa saja tetap timbul reaksi (meski pakai shampo hypo alergenic). Untuk mengetahuinya, satu-satunya jalan adalah mencoba memakaikannya pada si kecil. Bila ada reaksi setelah pemakaian, sebaiknya langsung dihentikan. Sebaliknya ada juga bayi yang memakai produk apa pun tak jadi masalah. Jadi, pemilihan jenis shampo dan kapan mengganti dengan produk shampo lain biasa disesuaikan dengan masing-masing bayi
_____________________________________________________________

4. dedepurnama.com
Kenapa Bayi Rambutnya Tipis ?

Bayi baru lahir memang penuh dengan kejutan, termasuk rambutnya. Anda tidak perlu resah jika bayi Anda berambut tipis dan jangan terlalu ge-er jika rambut si kecil tebal karena rambut halus dan tipis bayi akan rontok di usia 3-4 bulan.

Lebat tipisnya rambut bayi sebenarnya merupakan kombinasi dari faktor genetik, etnis, dan hormon. Rambut bayi sendiri sudah mulai berkembang sejak ia berusia 5 bulan di dalam kandungan. Rambut yang halus dan tipis ini hanya bertahan sampai 4 bulan setelah ia dilahirkan dan selanjutnya akan rontok, digantikan rambut baru yang mengikuti pola rambut orangtuanya.

"Rontoknya rambut bayi bisa dramatis, langsung rontok banyak dan botak, atau bisa juga tidak kentara, terutama jika rambut baru tumbuh secara bertahap," kata Dan Brennan, dokter anak dari Santa Barbara.

Proses tumbuhnya rambut baru ini biasanya dimulai ketika bayi berusia 6 bulan dan ada yang terus berlangsung sampai bayi Anda balita. Rambut baru ini sering kali memiliki tekstur atau warna yang sama sekali berbeda dengan rambutnya ketika lahir.

Sebagian bayi juga terlihat botak di bagian belakang kepala. Hal ini terutama disebabkan bayi lebih banyak dalam posisi tidur. "Gesekan antara kepala dan bantal bisa menyebabkan titik-titik botak. Namun ini hanya sementara dan menghilang ketika ia sudah mulai bisa miring atau tengkurap," kata Brennan.

Bayi berusia kurang dari 6 bulan memproduksi minyak di bagian kepala lebih sedikit sehingga Anda tidak perlu sering-sering mencuci rambutnya. Meski demikian, cucilah rambutnya dua kali seminggu dengan lembut, terutama jika bayi sering berkeringat.
_____________________________________________________________


Nah semoga informasi ini cukup untuk para ibu yang masih ragu apa benar kalau digunduli bisa lebat, jawabannya tidak. Karena lebat atau tidaknya tergantung gen ibu dan bapak :)


Vintage Snaps

Inilah dia si muka memble dan cembetut. Dari tadi ngubek-ngubek cari foto saya waktu bayi tapi kok yang ketawa ga ketemu, kayaknya waktu kecil kebanyakan cemberut, hihi (atau efek bibir saya yang memble :p). Ya inilah foto dari newborn sampai umur 1 tahun. Mungkin nanti vintage snaps akan kembali dengan versi umur 1 tahun keatas. Jadi apa saya mirip dengan Lola?

Lola 3 Months

"Fly Me To The Moon" - Photographed by Lola's Mom

Senin besok 3 bulan sudah #babyLola (di post dari sekarang soalnya besok & Senin sibuk, hehe). Dia udah bisa mengoceh dan membalas ucapan kita (meskipun dengan bahasa planetnya), terus sudah bisa main dengan mainan yang digantung lalu dia pukul terus sampai bosan. Paling hits sih udah bisa ketawa sambil teriak, nah ini nih yang suka bikin saya bahagia banget ngeliatnya. Hmm apalagi ya, oh ya dia bisa nengok kalau dipanggil (pendengarannya sudah bisa membuat dia mencari sumber suara), memandang tangannya semacam terheran-heran lalu.. hap! dimasukin deh ke mulut sampe tangannya buasah semua. Terakhir, dia sudah bisa bobo malam lebih lama. Misal dari jam 7 maka bangun lagi jam 2 malam, lalu lanjut jam 4 atau 5 subuh.

Senang rasanya ketika anak sudah semakin banyak kemampuan belajarnya, saya sendiri sih di umur dia segini lagi seneng-senengnya ngajak ngobrol karena dia sangat merespon ucapan kita. Selamat 3 bulan anakku sayang. Kali ini bunda bikin tema fotonya lumayan rempong, karena Lola nangis melulu sepanjang pemotretan, dikit-dikit kepengennya digendong, fiuh... plus menyusun kain di kasur tanpa ditendang neng Lola itu susah, hihi. Btw itu baju Lola ukuran 9-12 bulan, eh busyett deh ude pas.

Baby Gear Reviews

"Happy Saturday", 2011
(Lola 11 weeks)

Kali ini saya mau mencoba me-review baby gear yang selama ini dipakai, semoga pengalaman saya bisa jadi bahan referensi bagi yang mau cari stroller, carseat, bouncer dan carrier. Hari Sabtu kemarin Lola datang ke acara sepupunya di McD Kemang, dia sendiri kebanyakan tidur terus selama disana padahal suasanya acara berisik banget (tapi bunda seneng kalau anaknya anteng tidur :D). Selesai acara di Kemang, kita mampir makan ke White Hunter. Kesampean juga makan disini tapi ternyata steaknya biasa aja, padahal biasanya antrian waiting list panjang, kemarin sepi meskipun malam minggu. Saya pesen Grilled Salmon, rasanya kurang berani dan plain, tapi porsi salmonnya lumayan bikin kenyang.

Ok mari review baby gear :
1. Stroller
Stroller sudah pasti must-have-item, karena sangat meringankan beban kalau harus jalan lama dan jauh. Alasan utama saya pilih stroller/pushcahir Quinny Zapp Xtra 2011 (warna Natural Mavis) ada disini. Lalu bagaimana hasilnya? Hmm memuaskan dari segi ringkas dan ringan, tapi untuk roda saya kurang sreg karena kecil banget, plus suspensinya yang kurang oke khususnya dijalanan aspal. Hal lain yang saya suka dari stroller ini adalah bouncernya, jadi kalau anak lagi rewel bisa digoyang tempat duduknya. Untuk pemakaian dari newborn harus ditambah lagi dengan alas stroller yang double empuk, karena alasnya Quinny hanya kain tanpa busa. Dari segi harga, stroller ini tergolong medium price dengan pasaran IDR 4,5 juta.

2. Carseat
Pertama kali cari carseat dengan alasan saya akan banyak berkendara berdua dengan Lola, jadi pilihnya yang bisa dipakai dari newborn sampai dia besar, plus sesuai dengan kendaraan. Maka dari itu terpilihlah Britax First Class plus Special (warna shocking pink/type Elena). Enaknya Britax, di websitenya kita bisa memasukan jenis kendaran kita untuk disesuaikan dengan carseat yang kita cari. Pertama kali Lola nyoba duduk di carseat hasilnya anteng banget, dan mostly selalu tidur (nih anak doyan tidur kali ya). Jadi setiap berpergian dia cukup didudukin disitu dan bobo sepanjang perjalanan. Kekurangannya cuma satu, yaitu posisinya yang tinggi, jadi setiap mau naro baby di carseat kita harus naikin tangan tinggi-tinggi atau agak berdiri. Harga Britax sendiri termasuk medium di kisaran IDR 4 juta.

3. Bouncer
Fisher Price Newborn to Toddler portable rocker (motif Precious Planet), adalah baby gear paling andalan. Sejak Lola lahir sudah bisa ditidurkan di bouncer itu karena bentuknya yang flat seperti pram. Bouncer sendiri sangat berguna saat Lola rewel minta digendong. Pokoknya taruh disitu dan beres sudah masalah dia rewel atau nangis. Kelebihan bouncer ini juga bisa dipakai sampai dia balita dan posisinya yang bisa dirubah-rubah. Di rumah ada 3 bouncer dengan fungsi berbeda-beda, salah satunya juga adalah Bright Starts Cotton Tale yang biasanya dipake sama saya diatas tempat tidur untuk nonton TV bareng-bareng. Cuma bouncer ini posisinya duduk jadi kurang nyaman untuk dipakai lama-lama. Satu bouncer lagi untuk travelling dari Mastella, kalau ini biasa banget tapi lumayan kepake karena mini dan bisa dilipat masuk tas. Untuk Fisher Price diskon sejak awal tahun dari IDR 1,9 juta menjadi IDR 1,2 juta, sementara Bright Starts sekitar IDR 400-450 ribu.

4. Carrier
Hadiah paling banyak saat Lola lahir adalah gendongan, tapi entah kenapa semuanya ga ada yang cocok, akhirnya saya memutuskan untuk membeli sendiri. Evenflo Glide Soft Carrier yang bisa dipakai dari newborn. Ini bukan tergolong yang harganya menguras kantong, IDR 400 ribu tapi memuaskan (beli carrier yang tidak pricey harganya, karena jarang pergi keluar gendong anak). Survey di Canada membuktikan carrier ini termasuk 3 besar juara setelah Ergo dan Baby Bjorn. Pengalaman saya dengan carrier ini menyenangkan dan mudah pemakaiannya.

Sekian review baby gear dari saya, semoga bemanfaat bagi yang sedang survey :)

Back To Work

"Accompanied mommy during the photosession", 2011
(Lola 11 weeks)

Alhamdulillah masih dipercaya untuk bisa difoto lagi, dan kemarin adalah kali pertama saya kembali kerja untuk urusan seperti ini (untung udah turun 10 kg, tinggal mengkhatamkan 2 kg lagi). Ceritanya lagi behind the scene pemotretan cover majalah Noor edisi akhir tahun (ayoooo nanti dibeli ya, hihi). Lola sepanjang pemotretan banyak tidur tapi akhirnya bangun dan ngamuk-ngamuk. Sama sang nenek akhirnya dia dikasih ASIP botolan, dulu pernah mau minum dari botol, tapi kemarin sama sekali engga mau (huaaa pusing dah emaknya).

Jujur aja deg-degan banget kalau Lola ga bisa dikasih ASI perah diminum dari botol. Sempet coba pakai sendok atau cup feeder tapi yang ada malah dilepeh dan keselek terus, hiks. Saya sendiri sih maunya setiap kerja bawa Lola kemana-mana biar bisa langsung nyusu sama ibunya, tapi ya pasti ada saatnya dia ga bisa dibawa. Semenjak kejadian kemarin, akhirnya mulai besok saya bakalan ngajarin lagi dia minum ASI dari botol, supaya saya ga khawatir kalau harus ninggalin.

Gimana nih ibu-ibu, sharing dong yang anaknya ga mau dikasih ASIP lewat botol, need help here...

First Time Out of Town

"Lola's first trip out of Jakarta", 2011
(Lola 10 weeks)

Ini pertama kalinya Lola jalan-jalan keluar kota, tapi ga sampai nginep cuma pulang pergi. Ceritanya si bunda mau nengok booth Casa Elana di Trademark (Paris Van Java), sekalian ngajak neng Lola nyobain carseat plus ngajak mertua sedikit berlibur untuk pertama kalinya sejak Lola lahir. Minggu lalu kami membeli Britax First Class Plus yang memang sudah diincar lama namun barangnya selalu habis. Mudah ludes karena ini satu-satunya yang ada di Mothercare, carseat from newborn to toddler (kapan-kapan saya review produknya).

Perjalanan ke Bandung ini Alhamdulillah lancar jaya, dimana neng Lola banyak tidur dan tidur, dia ga nangis sampai akhirnya pas mau balik lagi ke Jakarta jadi rewel. Disana kita sempet mampir ke Warung Talaga yang interiornya bener-bener mirip sekali dengan warung. Hmm sisa trip ini sebenernya lebih banyak dihabiskan datuk dan neneknya duduk santai di Cafe Halaman selama 3 jam, hihi. Karena saya harus ke Trademark dan sangat tidak baby friendly sekali tempatnya, jadilah mertua sebagai nanny sementara.

Kesimpulan saya sebagai ibu yang pertama kali keluar kota bawa bayi, seru kok... Malah pengen jalan-jalan lagi. Ga ada tuh kata-kata repot, semuanya masih bisa dihandle berdua bareng suami. Buat yang baru punya baby, coba deh dibiasain ajak jalan-jalan. Kalau ke Bandung seperti Paris Van Java, kan semi outdoor, jadi ga melulu dalam ruangan ber AC. Selamat mencoba ya.

(Foto kali ini, Lolanya bad mood terus, jarang banget mau ketawa pas difoto -____-)


PS :
Oh ya Selamat Hari Raya Idul Adha ya, pasti bakalan seru kumpul keluarga dan banyak makanan-makanan enak. Ini foto Lola lebaran Idul Adha, ditemenin tante-tantenya yang masih pada kecil hihi.

Ekspresi Pagi

"Bunda, pagi ini aku udah bisa bikin gelembung balon hihi", 2011
(Lola 10 weeks)

Sempet kepikiran kenapa Lola jadi sering ileran akhir-akhir ini, tapi ternyata hasil browsing dari babycenter.com, usia 10 minggu air liur bayi lagi banyak-banyaknya. Berikut kutipannya :

"Your baby's salivary glands have been working since she was in utero, but you may notice that she's started to drool. She's also putting everything in her mouth and producing more saliva than she can swallow.

This doesn't mean that your baby's teething just yet, though — that probably won't happen for another two weeks, at least. The vast majority of babies sprout their first tooth between 4 and 7 months of age. If your baby's an early developer, you may see her first white cap, usually one of the bottom two middle teeth, as early as 3 months. (And in rare cases, a baby's first tooth is visible at birth!)

The good news is that your baby's drool coats toys and other objects with disease-preventing proteins. That's fortunate — since she'll continue to explore anything she can get her hands on. "

Lega deh rasanya begitu tahu ini hal normal, tinggal rajin aja dikasih bib supaya bajunya ga kebanjiran :)


up